Aku berhenti sejenak setelah berlari penuh ambisi dari Tanjakan Cinta. Tanah berdebu sabana Oro-oro Ombo sudah kujejak teguh. Aku ingin ngobrol sebentar dengannya,
Sebentar, kutata dulu napasku yang masih tersengal.
Continue reading “Aku, Verbena Brasiliensis, dan Pesan Lestari”